Temui SBY di Istana, Hidayat: Belum saatnya Lirik-lirikan

JAKARTA , BC - Di saat nama PKS sedang berkibar, tokoh utama PKS yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nurwahid, menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, Jakarta, Minggu (20/4) siang. Pertemuan khusus ini menimbulkan berbagai spekulasi, terutama terkait capres yang kini sedang hangat dibicarakan. Hidayat dinilai berpeluang kuat mendampingi SBY pada pilpres mendatang.

Namun, Hidayat menepis isu itu. Ia mengaku pertemuan itu tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah politik maupun negara. “Tidak. Ini kan hari minggu, saya menyampaikan masalah pribadi saya," ujarnya di sela-sela acara diskusi terbatas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu.

Hidayat mengatakan, ia meminta Presiden SBY untuk menjadi saksi pada pernikahannya dengan dr Diana Abbas Thalib yang direncanakan berlangsung 10 Mei 2008.
"Saya memohon beliau untuk menjadi saksi dalam pernikahan saya nanti,” katanya lagi.
Pertemuan itu dinilai diluar kebiasaan. Kalau membicarakan masalah pribadi, mestinya dilakukan di luar istana, misalnya di kediaman pribadi presiden di Cikeas, Bogor. Namun pertemuan kali ini justru dilakukan di istana, pada hari Minggu lagi.

Ketika ditanyakan soal itu, Hidayat mengatakan itu factor kebetulan saja. “Mungkin ada pekerjaan yang harus diselesaikan Presiden di Istana. Saya berharap tidak dipolitisasi,” katanya.

Hidayat membantah bahwa kemungkinan ia dilirik oleh Partai Demokrat (PD) sebagai pasangan SBY pada Pemilu 2009.

"Kalau melirik kan tidak perlu. Tidak saatnya pelotot-pelototan dan lirik-lirikan," ujarnya.
Nama Hidayat Nurwahid belakangan ini santer disebut-sebut sebagai calon presiden atau cawapres paling potensial. Selain masih terbilang muda, PKS yang didirikannya sedang mendapat simpati luas masyarakat. Hal itu terlihat dengan unggulnya calon PKS pada pilgub di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Sebelumnya, nama Hidayat juga sempat muncul untuk disandingkan dengan Gubernur DIJ Sri Sultan Hamengkubuwono X, atau dengan Jusuf Kalla. Ada juga skenario Hidayat-Meutia Hatta.

Terkait rencana pernikahannya, kata Hidayat, ia juga telah meminta kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menjadi saksi. Sedangkan untuk nasihat pernikahan, mantan Presiden PKS itu mempercayakan pada tokoh NU dan Muhammadiyah.
"Untuk yang memberikan nasihat pernikahan Pak Hasyim Muzadi dan Pak Din Syamsuddin," ungkapnya.

Hidayat menolak, apa yang dilakukanya ini memiliki makna politis. Apalagi bila dikaitkan dengan lobi-lobi politik menjelang Pilpres 2009.
"Tidak ada pembicaraan soal capres. PKS-kan sudah jelas akan menunggu pemilu legislatif sebelum bicara soal capres. Itulah juga mengapa saya bertemu dengan Pak SBY pada hari Minggu ini, bukan hari kerja," tukas Hidayat.

Sementara Presiden PKS Tifatul Sembiring mengungkapkan dalam internal partai memang bergulir nama-nama capres. Namun hal itu bukan untuk menjadi konsumsi publik.

Tidak ada komentar: