SURABAYA-SURYA-MetroTV balik menuding Presiden Timor Leste, Ramos Horta, bersikap ngawur saat menuduh MetroTV terlibat makar. “Kami sama sekali tak ada sangkut-paut dengan urusan politik, apalagi politik negara lain. Lagipula, dia menuding ini itu, mana buktinya?” ujar Makroen Sanjaya, Wakil Pemimpin Redaksi pada Departemen Pemberitaan MetroTV saat dihubungi Surya, Sabtu (19/4).
Pada Kamis (17/4) lalu, Horta dalam keterangan pers di Dili menyebut ada elemen dan warga Indonesia yang ikut mendukung para pemberontak pimpinan mendiang Alfredo Reinado. Tentara desertir itulah yang berupaya membunuh Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao, 11 Februari lalu.
Reinado dan anakbuahnya berhasil menembak Horta hingga luka parah dan digotong ke rumah sakit di Darwin, Australia. Sedangkan Reinado ditembak mati pengawal Horta.
Sepulang dari Darwin, Horta menyebut wawancara Reinado di acara bincang-bincang Kick Andy di MetroTV yang tayang tahun 2007 sebagai bentuk dukungan terhadap upaya makar.
Padahal, beberapa hari sebelumnya, Reinado menyerang polisi perbatasan Timor Leste. Bahkan, berhasil merampas 18 senjata jenis HK-33 dari tangan BPU di Maliana da Salele (Distrik Covalima).
“Setelah penyerangan itu, kami minta pemerintah Indonesia untuk memblokir wilayah perbatasan darat RI dan TL. Namun, otoritas perbatasan RI membiarkan Reinado lolos dan memberi dokumen palsu di Atambua kepada Reinado untuk menuju Jakarta,” ucap Horta. Atambua adalah kota terdekat di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan TL.
“Di Jakarta, MetroTV yang menfasilitasi semua kebutuhan perjalanan Alfredo termasuk biaya hotel. Kemudian MetroTV melakukan wawancara eksklusif dengan Reinado di Jakarta,” tuding Horta.
Makroen mengatakan, wawancara MetroTV dengan Reinado sebanding dengan wawancara dengan pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Abdullah Syafei atau Muzakkir Manaf di persembunyiannya. “Apakah lantas itu disebut kita mendukung mereka? Jelas tidak,” kata Makroen. Ia tetap merahasiakan lokasi wawancara Metro TV dengan Reinado.
Selebihnya, Makroen meluruskan tuduhan Horta bahwa Desi Anwar dari MetroTV yang membawa Reinado ke Jakarta. “Personel kami yang beberapa kali wawancara dengan Reinado saat peliputan di Timor Leste itu Desi Fitriyani. Sedangkan Desi Anwar adalah General Manager Marketing MetroTV,” kata Makroen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar