Dubai Bangun "Menara Babel"


DUBAI, BC - Meskipun masih dalam tahap penyelesaian, The Burj Dubai akan mencatatkan rekor sebagai gedung tertinggi di dunia. Rencananya, menara ini akan mencapai ketinggian 900 meter dan akan selesai pada akhir tahun 2009 nanti. Hingga Jumat (11/4) menara ini sudah mencapai ketinggian 629 meter. Pembangunan gedung ini sendiri sudah di mulai sejak 21 September 2004 yang lalu.

Persaingan menjadi gedung tertinggi itu sendiri masih terus terjadi diantara developer serta kontraktor. Untuk mencatatkan diri sebagai gedung tertinggi, Dewan Bangunan tinggi dan Habitat Urban, mengklafisikan gedung tersebut dalam beberapa hal. Beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya, struktur gedung, jumlah lantai. Selain itu, tinggi atap dan pancang tertinggi, antena, tiang bendera juga masuk dalam penilaian menjadi gedung tertinggi.

"Dengan 160 lantai yang sudah selesai pada saat ini, Burj Dubai lebih tinggi daripada Taipei 101 (508 meter) di Taiwan dan CN Tower (553,33 meter) di Toronto, Kanada," kata Greg Sang, dari Emaar Properties. Dua rekor sekaligus dipegang menara ini, yaitu sebagai gedung tertinggi dunia dan struktur tegak tertinggi tulis associated press.

Spekulasi berapa tinggi nantinya, masih tetap dirahasiakan oleh Emaar Properties. Hal ini dilakukan untuk mencegah pesaing membuat gedung yang sama saat ini. Eemar memang sengaja merahasiakan tinggi menara ini untuk menghindari persaingan dari bangunan lain yang sedang dibangun atau dalam tahap rencana. Pemimpin Emaar Properties, Mohammed Ali Alabbar, hanya mengatakan menara itu hampir mendekati puncaknya.

Namun, dari bocoran yang dilakukan, gedung ini akan memiliki 160 lantai dengan 56 elevator. Selain itu, gedung itu akan dilengkapi apartemen, shoping center, kolam renang, spa, dan ruang pertemuan. "Burj Dubai telah mencapai tonggak sejarah baru dalam perkembangannya, menempatkan Kota Dubai dan Burj Dubai kembali dalam sorotan dunia," ujarnya. Selain menjadi tempat tinggal, di menara ini juga terdapat pusat komersial dan retail serta Hotel Armani dan residence yang pertama di dunia.

Untuk membangun Burj Dubai, pengembang menggunakan beton sebanyak 330 ribu meter kubik, 39 ribu metrik ton besi tulangan, dan 142 ribu meter persegi kaca. Selain itu, pembangunan ini memakan waktu selama 22 juta jam kerja. Menara itu akan memiliki 56 elevator dengan kecepatan 1,75 sampai 10 meter per detik dan elevator observatorium double decker yang mampu mengangkut 42 orang sekali jalan.

Untuk merealisasikan menara yang akan menjadi pusat proyek Downtown Burj Dubai, Emaar mengalokasikan dana US$ 20 miliar atau Rp 183,7 triliun. Desain Burj Dubai juga unik, diambil dari sistem pola arsitektur Islam. Bentuk tiga cuping yang menjadi bentuk menara itu juga diambil dari versi abstrak bunga gurun Hymenocallis, tanaman asli wilayah itu.


Tak hanya mewah, Burj Dubai juga mengutamakan keselamatan. Menara itu dirancang mampu mengatasi efek angin dan gerakan seismik. Beton berkekuatan tinggi menyusun struktur menara, yang disokong oleh lapisan dan tumpukan beton yang diperkuat.

Menara itu tersusun dari tiga elemen yang diatur mengelilingi inti pusat. Ketika menara itu makin tinggi, setiap elemen mengecil dalam pola spiral yang berputar ke atas sehingga penampang melintang menara semakin sempit di bagian puncaknya. Di bagian teratas, inti pusat muncul kembali dan dipahat membentuk ujung menara.

Jika dilihat dari atas atau dari bawah, bentuk itu juga menyerupai bentuk kubah arsitektur Islam. Selama proses desain, para insinyur harus memutar gedung itu 120 derajat dari layout aslinya untuk mengurangi tekanan kuat dari angin teluk. Selain itu untuk mengurangi efek temperatur Dubai yang amat ekstrem pada musim panas, Burj Dubai menggunakan eksterior pelapis yang terdiri atas 142 ribu meter persegi pelapis kaca yang memantulkan cahaya, panel aluminium, serta baja bertekstur dengan sirip berbentuk pipa vertikal.
Beton dari Es
Sama sekali tidak mudah membangun gedung pencakar langit di wilayah sepanas Dubai. Bayangkan saja, di tengah temperatur yang bisa mencapai 50 derajat Celsius, tentu sulit mempertahankan adukan beton agar tidak mengering terlalu cepat.

Konsistensi beton dalam proyek ini amat penting, karena sulit membuat beton yang dapat menahan beban ribuan ton sekaligus menahan panas di kawasan Teluk. Beberapa metode diterapkan untuk memerangi panas. Para pekerja harus menunggu mentari lenyap di waktu petang, sehingga suhu sedikit lebih sejuk, sekitar 35 derajat Celsius. Adonan beton juga didinginkan memakai air dingin di mesin pengaduk dan dijaga temperaturnya sebelum dituangkan dengan es batu.

Pipa selang berdiameter 14 sentimeter digunakan untuk memompa beton agar bisa meminimalkan panas. "Mereka juga mengalirkan air dingin lewat pipa untuk menghilangkan panas," kata Charlie Noseworthy, manajer teknis rekanan CIMCO, perusahaan pembuat lapangan seluncur es berukuran Olimpiade di lantai dasar Burj Dubai.

Campuran beton yang dingin membuat material itu bisa mengalir dengan rata dan terhindar dari pengerasan yang terlalu cepat dan retak. Setiap retakan bisa membawa proyek itu dalam masalah besar. Seluruh bagian Burj Dubai terbuat dari beton yang telah diperkuat.

Beton ini dirancang tahan terhadap tekanan luar biasa dari berat menara raksasa, yang bisa mencapai 110 ribu ton. Setiap adukan beton juga dites dan dicek untuk melihat apakah campuran itu tahan terhadap tekanan tertentu. Kepala pengetesan kualitas beton di proyek Burj Dubai adalah Alam Feroze, yang bertanggung jawab atas semua beton yang digunakan dalam proyek tersebut.

Tidak ada komentar: