Jakarta, BC - Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibjo membantah adanya kebocoran soal Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU). Bambang Sudibjo mengakui, bahwa memang ada laporan kebocoran soal-soal UN, akan tetapi setelah dicek oleh Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, ternyata laporannya itu palsu.
"Jadi, tidak ada kebocoran," tandas Bambang, Kamis (24/4).
Ia menegaskan, jika terjadi kebocoran, Depdiknas akan bersikap keras untuk menindak guru, kepala sekolah ataupun kepala dinas pendidikan, yang membocorkan soal UN.
"Tahun lalu, guru, kepala sekolah dan kepala dinas yang melakukan kecurangan dan terbukti, mereka terkena sanki. Bahkan, ada yang kita copot untuk menjaga integritas UN," tambah Bambang.
Sebelumnya, wakil presiden Jusuf Kalla (JK) juga menyatakan, kalaupun ada, tingkat kebocoran itu pasti minim. "Akan tetapi, mudah-mudahan saja tidak ada," lanjut JK.
Tentang peran guru, kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan yang ditengarai ikut membantu siswa-siswa agar sekolah dan wilayahnya mendapat akreditisasi baik, JK mengakui bisa saja terjadi di mana pun.
"Akan tetapi, dengan pengawasan yang ketat seperti sekarang ini, guru dan lainnya bisa apa? Guru-guru pengawas kan, juga sistemnya disilang. Jadi, tidak mungkin guru-guru itu bisa membantu muridnya lagi. Apalagi ada pengawas independen," katanya.
JK menegaskan, boleh saja guru, kepala sekolah dan kepala dinas mengejar tingkat kelulusan siswanya sampai 100 persen.
"Akan tetapi, berupayalah dengan bagaimana caranya meningkatkan kemampuan siswa mengerjakan soal, apakah dengan guru atau dengan bimbingan belajar, dan berdoa. Akan tetapi jangan dengan cara yang kotor. Karena, tidak ada cara lain untuk seperti itu kalau bertekad mau jujur," lanjut Wapres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar