Ketua BPK Harus Pintar??!!

"Ketua BPK itu ga harus pintar," kata Andi Anhar Ketua Komisi II DPRD Kepri. Saya yang sedang duduk di kursi empuk ruang rapat komisi hampir terjungkal mendengar ucapan sang ketua. Buru-buru saya membetulkan posisi duduk saya.

Penasaran saya langsung langsung menunggu kata-kata yang meluncur berikutnya dari Anggota dewan yang terhormat itu. “Kan yang ngejalanin BPK itu ada anak buahnya. Terus selama ini kan pengusaha yang bekerja keras untuk mendatangkan investasi,” sambungnya.

Kacau!!! Mendengar komentar Andi yang terkesan asal bunyi atau asbun itu membuat saya tertawa. Kok bisa yah seorang anggota DPRD yang katanya dipilih oleh rakyat bikin statement asbun gitu.

Untuk diketahui, tugas seorang ketua BPK adalah melaksanakan pengelolaan , pengembangan dan pembangunan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas sesuai dengan fungsi kawasan perdagangan bebas tersebut.

Selain itu seorang ketua BPK HARUS membuat peraturan-peraturan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seorang ketua BPK juga dapat mengadakan peraturan dibidang tata tertib pelayaran dan penerbangan. Juga bertanggungjawab di bidang lalulintas barang di pelabuhan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, sang ketua juga bisa menetapkan tariff untuk segala macam jasa sesuai dengan peraturan yang ada

Yang lebih ngejelimetnya, orang nomor satu di BPK itu nantinya harus mampu membuat anggaran pendapatan dan belanja yang disahkan lewat undang-undang. Tentunya keuangan itu harus dikelola juga di sepanjang garis undang-undang.

Dan yang paling penting serta membutuhkan banyak pemikiran, seorang ketua juga harus mampu memproses dan mengurusi perijinan usaha.

Nah loh…. Kalau tugasnya seabrek-abrek gitu, kok bisa-bisanya pak Anhar ngomong gituan.

Nah,, kalau kita balikin seperti ini, seorang anggota DPRD yang terhormat itu tidak harus pintar gimana yah??.. Wah, bisa-bisa saya disomasi 5789 anggota DPR, dan DPRD seluruh Indonesia.

Satu hal lagi nih, menurut saya sudah tidak jamannya lagi masih memperdebatkan layak tidaknya seorang Ketua BPK. Mestinya semua pihak saat sudah bahu membahu memasukkan investasi. Bukannya malah bergelut di retorika cocok atau tidak cocok. Nah, gimana komentar yang lain yah?

Tidak ada komentar: