Pipis Bareng Menteri dan Gubernur


Beberapa waktu lalu saya diundang humas Pemprov untuk mengikuti pembukaan World Ocean Conference 2009 di Lagoi. Cukup jauh memang. Kalau dihitung-dihitung jaraknya bisa mencapai 80 kilometer dari Tanjungpinang.

Untungnya, seorang pejabat menawari saya untuk menumpang mobilnya. “Lumayan juga lah. Hitung-hitung hemat bensin,”gumam saya dalam hati. “Tapi kita berangkat jam setengah tujuh loh,”sambung si pejabat tadi. Nah, itu dia masalahnya. Sampai sekarang saya masih kesulitan untuk bangun pagi. Maklum kebiasaan sewaktu saya kuliah masih terbawa hingga sekarang.

“Ya sudah lah,” ucapku sambil setengah bertekad. Maklum saja,seumur-umur saya belum pernah menginjakkan kaki di sana. Dilokasi wisata itu dahulu, konon katanya sih, mata uang rupiah gak laku. Untuk melakukan transaksi, semuanya menggunakan dolar. Secara lokasi itu memang dikhususkan 100 persen untuk wisata.

Esoknya, tepat pukul 06.30 saya sudah nangkring di pinggir jalan menunggu tumpangan si pejabat tadi. Seperti biasanya, Indonesia terkenal dengan jam karetnya.

Alhasil, saya menunggu 15 menit dipinggir jalan sepi ditemani udara dingin pagi. “Sialan, tau gini gue ga harus buru-buru bangun,” kata saya dalam hati menumpahkan seluruh sumpah serapah.

Singkat cerita, tiba juga saya dilokasi pertemuan itu. “Sempurna,” ucapku dalam hati. Alam yang indah, berpadu dengan ke eksotisan pantai nyaris membuat lokasi itu seperti Karibia. Meskipun belum pernah kesana, tapi setidaknya saya sering melihat di televisi betapa indahnya Karibia. Wajar saja jika Menteri Kebudayaan Jero Wacik beberapa waktu lalu kaget melihat Kepri mempunyai potensi wisata seindah ini.

Beberapa menit saya memuaskan mata ini menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang maha dahsyat.

Namun, kenikmatan saya terganggu oleh suara raungan sirene mobil Patwal yang mengantar Gubernur Kepri Ismeth Abdullah bersama Menteri Kelautan Freddy Numberi. Tak berapa lama, Gubernur dan Menteri pun memasuki lokasi pertemuan.

Sesaat kemudian, saya menyadari kalau ingin (maaf) buang air kecil alias pipis. “Mumpung mereka masih baru datang, gue ke belakang dulu yah,” pinta saya kepada pejabat yang berdiri persis disamping saya.

Akhirnya dengan langkah pasti saya menuju WC Resort tersebut. “Gila… Besar banget neh WC,” tukasku dalam hati. Bagaimana tidak, WC tersebut berukuran 6x6 meter lengkap dengan perabotan di dalamnya. Akhirnya, niat untuk buang air kecilku pun ditunda beberapa saat.

Tapi, karena sudah kebelet, akhirnya saya pun memutuskan untuk melanjutkan pipis saya yang tertunda di salah satu urinal yang terletak di pojok. Untuk WC sebesar itu, tersedia enam urinal yang berjarak setengah meter. Cukup leluasa memang.Diantara ke enam urinal itu, saya memilih posisi ditengah-tengah. Tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih posisi di tengah-tengah.

Sesaat ketika saya membuka reseleting celana, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Dengan sikap cuek saya tetap berkonsentrasi melepaskan seluruh hajat yang sudah tertahan sedari tadi.

Namun, alangkah kagetnya saya. Ternyata yang masuk kedalam WC tersebut adalah Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah dan Menteri Kelautan Freddy Numberi.

Jadilah saya bertiga dalam WC tersebut. Kikuk juga memang. Sang Gubernur yang asik berbicara dengan Pak Menteri juga sempat kaget melihat keberadaan saya di dalam WC itu.

“Sudah ga tahan nih,” kata Gubernur kepada saya yang masih kaget. “Sama pak,” kata saya sambil berusaha tenang. “Sudah lanjutkan saja,” kata Gubernur berbasa-basi.

“Ya iyalah.. ga mungkin dong saya batalkan ritual pipis yang sudah setengah jalan ini,” kataku membatin. Jadilah kami “pipis bareng” di WC itu. Posisi “pipis bareng” kami adalah, Gubernur sebelah kanan saya, Menteri disebelah kiri saya dan ditengah-tengahnya, Saya!!

“Eh kamu jangan liat saya yah,” kata Menteri yang berasal dari wilayah Timur itu ke saya. Saya yang masih merasa kikuk langsung tersenyum. “Kenapa pak,” respon saya spontan.

Belum sempat Pak Menteri menjawab, Gubernur langsung nyeletuk. “Minder yah Pak. Saingannya anak muda sih,” kata Ismeth tertawa. “Lah, Pak Gubernur sendiri apa masih muda,” tangkis Sang Menteri tak kalah lihainya. Hasilnya, mereka berdua terpingkal-pingkal.

Mendengar candaan berbau miring itu aku pun hanya bisa tersenyum manis sambil buru-buru menyelesaikan ritualku. Namun, Gubernur dan Menteri, disaat bersamaan menyelesaikan pipisnya masing-masing.

Sambil menuju cermin di WC,, Gubernur yang masih tertawa langsung berkata kepada saya. “Dulu saya sewaktu muda sama seperti kamu Trick. Gagah,” kata Gubernur sambil menepuk pundak saya. “Jangan ngaku-ngakulah Pak,” serobot sang Menteri tertawa lepas.

“Pak Freddy gak percaya. Dulu badan saya kayak atlet binaraga loh,” kata Gubernur sambil bergaya laksana binaragawan. Tak mau kalah dengan Gubernur, Sang menteri yang pernah berkarier di Angkatan Laut langsung menyingsingkan lengan batiknya.

“Lihat pak otot saya. Masih terjaga sempurna,” kata Menteri Kelautan itu menyombongkan ototnya. Saya yang sedari tadi menyaksikan kedua pejabat teras itu hanya bisa menahan tawa.

Tak lama kemudian, protokoler pemprov membuka pintu WC memotong pembicaraan mereka berdua. “Pak, acaranya sudah telat lima menit,” kata protokoler itu mengingatkan kami bertiga.

Sambil masih tertawa, Menteri dan Gubernur pun langsung menuju pintu keluar WC. “Nanti kita sambung lagi yah Trick,” kata Ismeth sambil tertawa. Mendengar itu, Menteri Kelautan langsung menepuk punggung Gubernur. “Masih penasaran juga neh Pak Gubernur,” katanya sambil mencoba menahan tawanya.

Akhirnya, tinggallah saya sendiri di WC tersebut. Ada-ada saja…………

2 komentar:

Mizz Rainbow mengatakan...

so?...Liat gak? ;] hihihihi...

Berita Cerita (BC) mengatakan...

ya tetap saja..
Gw dong yang "terbesar"

Badannya loh..
hehehehehe